WISATA AIR TERJUN TELUN BERASAP KERINCI

Kerinci Inspirasi (Red). Air Terjun Telun Berasap merupakan salah satu objek wisata alam yang berada didaerah Kabupaten Kerinci Provinsi Jambi dengan ketinggian kurang lebih 50 Meter. Sumber  Air Terjun Telun Berasap adalah berasal dari sungai-sungai disekitar Gunung Tujuh, dan sumber utama airnya adalah Air Danau Gunung Tujuh, yaitu air yang mengalir dari Danau Gunung Tujuh yang terdapat di puncak Gunung Tujuh Kabupaten Kerinci.

Keindahan air terjun telun berasap menjadi tempat wisata bagi masyarakat Kerinci bahkan wisatawan luar daerah dan luar negeri pun banyak berkunjung ke objek wisata air terjun telun berasap, terutama pada hari – hari besar seperti idul fitri, hari kemerdekaan Indonesia dan hari lainnya. Air terjun telun berasap memiliki ciri khas tersendiri yaitu air yang jatuh dari ketinggian tebing membuat kabut seperti asap, di karenakan debit airnya yang cukup deras dan banyak. Pemandangan yang unik ini membuat para wisatawan tidak bosan untuk menikmati keindahan air terjun telun berasap. Sesekali bila ada sinar matahari, kabut dari uap air ini akan menciptakan pelangi di sekitar air terjun, pelangi tersebut membuat keindahan yang sangat menarik.

Di balik derasnya air terjun terdapat sebuah Goa, Goa tersebut belum dimasuki orang karena sulitnya untuk masuk kedalam dikarena terhalang oleh derasnya air serta posisi Goa yang terletak di tengah jurang tebing batu yang tinggi. Untuk menikmati air terjun telun berasap pengunjung dapat menikmati dari pondok yang ada di tepi tebing air terjun, pengunjung juga dapat melihat dari tangga – tangga taman yang ada disekitar air terjun, air terjun juga membuat suara yang bergemuruh.

Disekitar air terjun terdapat tangga – tangga untuk dapat mendekati air terjun, disamping kiri kanan tangga terdapat tumbuhan bunga - bunga dan pohon – pohon besar dan kecil menambah keindahan alam air terjun telun berasap. Untuk menikmati pemandangan sambil beristirahat pengunjung dapat bersantai di pondok – pondok yang  ada di sekitar telun berasap, sambil melepas lelah dan menikmati makanan ringan yang dapat pengunjung beli di sekitar jalan masuk telun berasap.
TEMPAT ISTIRAHAT
TANGGA MENUJU AIR TERJUN
PENULIS
Air Terjun Telun Berasap dapat dicapai melalui jalur darat yang dapat dimulai dari Kota Jambi atau pun dari Kota Padang. Ada tiga alternatif yang dapat dipilih pengujung untuk bisa sampai ke Air Terjun Telun Berasap yaitu pertama perjalanan di mulai dari Kota Jambi ke Sungai Penuh dengan jarak sekitar 500 km dan waktunya tempuhnya sekitar 10 jam. Kedua perjalanan bisa di mulai dari Kota Padang ke Tapan kemudian dilanjutkan ke Sungai Penuh dengan jarak tempuh 278 km dan waktu perjalanan ditempuh kira-kira dengan waktu 7 jam. Ketiga perjalanan dimulai dari Kota Padang Ke Muaralabuh kemudian perjalanan dilanjutkan ke Kersik Tuo dengan jarak 211 km dan dapat dicapai dengan waktu sekitar 5-6 jam. Setelah mencapai pintu kawasan objek wisata dilanjutkan dengan berjalan kaki menyelusuri jalan tangga semen yang menurun.

Selama berkunjung ke objek wisata air terjun telun berasap pengunjung diharapkan untuk menjaga kelestarian alam dan kebersihan, pengunjung agar tidak sembarangan membuang sampah serta merusak tumbuhan yang ada di sekitar objek wisata Air Terjun Telun Berasap.


Mari Jaga dan Rawatlah Alam Kita Serta Cintai Alam nan Indah Ciptaan Tuhan yang Maha Mulia………! (Red_Dodi).

SEJARAH PENYEBARAN DAN PERKEMBANGAN ISLAM DI ALAM KERINCI

Kerinci Inspirasi (Red). Islam merupakan agama mayoritas penduduk Alam Kerinci, agama Islam sudah ada dan berkembang sejak ratusan tahun silam, sebelum kedatangan Islam masyarakat Kerinci pada awal peradaban Kerinci sudah mengenal sistem kepercayaan yaitu aninisme dan dinanisme, kepercayaan tersebut merupakan suatu keyakinan terhadap roh-roh ghoib, kekuatan ghoib yang terdapat pada benda, pohon besar, gunung, senjata, batu besar dan mereka memujanya.

Perkembangan selanjutnya sesuai dengan perubahan pola hidup budaya masyarakat yang di pengaruhi oleh masuknya budaya dari luar yang datang ke alam Kerinci yaitu masuk pengaruh budha ketengah masyarakat Kerinci, masyarakatpun mengikuti kepercayaan baru itu, pengaruh asing tersebut masuk dengan seiring berkembangnya agama Budha di kerajaan Sriwijaya pada abad ke-7 sampai abad ke-12 M, selain itu terjadinya transaksi perdagangan dengan pedagang Tiongkok didaerah pelabuhan laut pesisir Sumatera yang menganut ajaran Budha karena banyak ditemukan keramik-keramik tiongkok di Kerinci. Dasar hukum yang diberlakukan pada saat itu adalah adat besendikan patut, patut bersendi benar.

Mulai pada abad ke-13 M agama Islam mulai berkembang di Kerinci yang di bawa oleh para ulama dari alam pagaruyung yang masuk dari arah pesisir selatan Sumatera. Kedatangan para ulama-ulama dari pagaruyung membawa perubahan besar bagi sosial budaya masyarakat Kerinci secara umum, corak budaya aninisme dan Budha mulai ditingalkan beralih memeluk ajaran baru yaitu agama Islam, tradisi budaya lama yang masih dilakukan masyarakat disesuaikan dengan ajaran Islam, seperti mantera, syair tale atau nyaho yang semula menyebut nama dewa-dewa dan jin diganti dengan kalimat syahadat, sholawat dan nama-nama malaikat menurut Islam.

Penyebaran Islam di Kerinci juga terjadi dengan jalur perdagangan melalui transaksi dagang di daerah pesisir Sumatera seperti di pelabuhan Muko-muko, Lunang, Indrapura, dan lainnya. Masyarakat Kerinci juga banyak yang berdagang kearah pesisir selatan Sumatera disana mereka bertemu banyak orang Islam dari daerah lain seperti dari pasai (Aceh), Gujarat India, pedagang yang berasal dari Timur Tengah. Agama Islam yang didapat didaerah perantauan ketika berdagang lalu di bawa pulang ke kampung halaman di Alam Kerinci.

Agama Islam juga datang dari daerah Kesultanan Jambi baik yang di bawa oleh pejabat kerajaan maupun oleh rakyat biasa. Agama Islam yang masuk melalui kesultanan Jambi diantaranya disampaikan oleh Sultan Jambi baik secara lansung ketika berkunjung wilayah alam Kerinci maupun disampaikan melalui surat kepada para depati-depati di Kerinci untuk mengeraskan hukum syarak dalam wilayah alam Kerinci.

Setelah agama Islam berkembang di Kerinci pengaturan dasar hukum hidup bermasyarakat beragama dan adat berlakulah Adat Bersendi Syarak, Syarak Bersendikan Kitabullah, syarak mengato, adat memakai. Islam dapat diterima dengan baik dalam masyarakat Kerinci tampa adanya konflik pertentangan dengan penganut keyakinan lainnya. Dengan masuknya Islam ke alam Kerinci kegiatan masyarakat dalam bidang keagamaan mulai berkembang seperti baca Qur’an, sholat berjamaah di surau-surau, mesjid dan berkembang juga aliran tasawuf seperti pemahaman Nur Muhamad SAW, ngaji sifat dua puluh yang tak asing lagi di kaji masyarakat Kerinci waktu itu.

Ulama yang datang meyebarkan ajaran Islam di alam Kerinci menyebar ke berbagai tempat di Kerinci seperti Siak Jelir Siulak, Siak Rajo Sungai Medang, Siak Ali Koto Beringin Rawang, Siak Sati di Hiang, Siak Baribut Sati di Koto Merantih Tarutung, Syekh Khatib Indah Sandi Batuah Wali Mesjid Intan Kumun. Ulama-ulama tersebut membimbing masyarakat Kerinci dalam mempelajari syariat Islam.

Pada masa periode selanjutnya perkembangan Islam terus mengalami perkembangan yang cukup baik dan di terima semua lapisan masyarakat, perkembangan tersebut banyak melahir budaya Islam Khas Kerinci seperti seni sike rebana, sike berasal dari kata zikir, sike rebana ini merupakan kesenian masyaraka Kerinci yang bernuansa keagamaan dengan syair zikir menyebut nama Alloh SWT dan Sholawat Nabi SAW. Selain kesenian sike dalam masyarakat Kerinci juga berkembangnya Ratib Saman (Ratib tegak), Tale naik haji, pantun adat (pno adat) yang bernuansa Islami dan banyak lagi seni budaya Islam yang berkembang tiap – tiap dusun di Kerinci.

Selain seni budaya Islam, masyarakat Kerinci juga membangun Mesjid dan surau tempat ibadah di setiap dusun-dusun, mesjid yang dibangun dibuat dengan seni relif ukir khas Kerinci dan juga di buat Tabuh atau bedug sebagai tanda masuknya waktu sholat. Akan tetapi dimasa zaman sekarang ini sisa-sisa peningalan Islam hanya tinggal beberapa saja masih ada, di karenakan banyak mesjid kuno yang sudah di bongkar dan diganti dengan bangunan baru yang mengikuti gaya arsitektur modern, diantara bangunan kuno tersebut yang masih tersisa sampai sekarang adalah mesjid Keramat Pulau Tengah, Mesjid Agung Pondok Tinggi, Mesjid Kuno Lempur. Selain beberapa bangunan Mesjid kuno yang masih ada, peningalan berupa dokumen surat kuno juga masih disimpan masyarakat sampai sekarang seperti surat Sultan Jambi yang dikirimkan kepada para depati-depati alam Kerinci yang mengunakan tulisan huruf arab dengan bahasa melayu kuno.

Islam datang ke alam Kerinci merupakan rahmat agung bagi masyarakat Kerinci, bagi masyarakat dimasa sekarang maupun masa yang akan datang, untuk itu masyarakat harus terus dan waijb mengeraskan hukum syarak, adat bersendikan syarak, syarak bersendikan Kitabullah(Red_dodi).


BACA JUGA ARTIKEL MENARIK DI BAWAH INI…….

BATU SILINDRIK PENINGGALAN SEJARAH PURBAKALA KUNO SUKU KERINCI


Kerinci Inspirasi (Red). Suku kerinci adalah suatu suku yang berada dalam wilayah provinsi Jambi, masyarakat Kerinci sudah lama mendiami lembah Kerinci sejak ribuan tahun. Suku Kerinci juga meningalkan situs purbakala yang tersebar diberbagai tempat di alam Kerinci Kota Madya maupun Kabupaten Kerinci.

Diantara peninggalan situs sejarah purbakala tersebut adalah batu silindrik, batu tersebut merupakan peninggalan suku Kerinci tua pada masa masyarakat Kerinci masih menganut kepercayaan aninisme dan dinanisme ribuan tahun silam. Batu silindrik merupakan simbol pemujaan terhadap dewa-dewa, roh goib, batu silindrik tersebut ada yang berelif seperti gambar gong atau lingkaran, manusia, sulur dan ada juga yang tidak berelif.

Batu tersebut ditemukan dibeberapa lokasi seperti di Kumun, Jujun, Muak, Lolo, Lempur dan Tanjung Batu, saat penemuan awal kondisi masih utuh, namun sekarang ada beberapa situs yang mengalami kerusakan.
SITUS KUMUN

BATU BERELIF TANJUNG BATU 
BATU BERELIF TANJUNG BATU

Batu silindrik merupakan simbol pemujaan terhadap dewa-dewa dan arwah para leluhur masyarakat  kala itu, mereka percaya bahwa arwah nenek monyang mereka tinggal di tempat tertentu, menurut pendapat mereka letaknya sangat tinggi, misalnya puncak gunung, pohon tinggi. Untuk tempat turunnya arwah leluhur maka dibangunlah situs megalitik seperti batu silindrik yang umumnya dibuat dari batu utuh kemudian diberi bentuk pahatan relif sesuai dengan keinginan mereka.

Adapun peninggalan zaman batu yang tersebar di alam Kerinci adalah batu silindrik, menhir, dolmen, batu yang dibentuk seperti lesung dan punden. Situs purbakala yang ada di alam Kerinci merupakan bukti peradaban tua manusia Kerinci yang telah ada sejak ribuan tahun yang lalu. Peningalan purbakala tersebut juga berfungsi sebagai sarana penelitian, kajian sejarah untuk masa sekarang maupun masa kedepan.
SITUS JUJUN

SITUS JUJUN
SITUS LEMPUR
SITUS BATU SILINDRIK LOLO
SITUS LOLO
SITUS BATU PATAH MUAK

SITUS SILINDRIK LOLO
DOLMEN BATU RAJO PULAU TENGAH

SITUS MUAK

PENULIS

Situs – situs sejarah purbakala dapat juga di jadikan objek wiasata budaya yang merupakan warisan situs peningalan budaya masa lalu, untuk dapat dijadikan daya tarik bagi pengembangan pariwisata dalam wilayah alam Kerinci baik Kota maupun Kabupaten. Tentunya juga berdampak positif bagi ekonomi masyarakat sekitar situs tersebut. Berikut ini poto situs bersejarah purbakala hasil liputan penulis :

Peninggalan tersebut harus dijaga oleh generasi masa sekarang agar generasi masa sekarang dapat mengenal asal usul dan perkembangan kehidupan nenek monyang masa lalu. Dalam upaya menjaga dan pelestarian sangatlah penting peranan pemerintah dan masyarakat agar dilakukan pemeliharaan secara berkesinbungan.

Mari jaga peningalan sejarah nenek monyang kita dan ambil nilai-nilai positif…..salam persaudaraan (Red_dodi).

BACA JUGA ARTIKEL MENARIK DI BAWAH INI….

SENI TARI RANGUK ALAM KERINCI

Tari Ranguk Kenduri Sko Kumun

Kerinci Inspirasi (Red). Tari rangguk merupakan tarian tradiosional khas masyarakat alam Kerinci, tari rangguk dipertunjukkan pada acara tertentu seperti kenduri Sko, penyambutan tamu Agung, festival budaya, gotong royong akbar masyarakat Kerinci, bahkan dizaman moderen ini tari rangguk juga dipertunjukan diksekolah-sekolah baik sekolah dasar maupun sampai perguruan tinggi seperti acara perpisahaan kelulusan sekolah, penyambutan tamu penting disekolah ataupun perguruan tinggi.

Tari rangguk dalam pertunjukan disesuaikan dengan kondisi saat acara diadakan, seperti untuk penyambutan tamu tari rangguk dengan komposisi penarinya berbaris sambil mengangukkan kepala disertai menabuh rebana kecil, sedang untuk pertunjukkan hiburan komposisi penari berbaris serta membentuk lingkaran sambil menabuh rebana kecil.

Tari rangguk tidak memiliki batasan jumlah penarinya, biasanya penari berjumlah ganjil tampa batasan tertentu, bisa ditarikan hanya beberapa orang saja atau bisa dalam jumlah penari yang banyak. Sedangkan untuk musik pengiringnya tersendiri dengan mengunakan rebana besar, rebana sedang dan kecil serta seruling bambu, ditambah beberapa orang pelantun syair tale pantun rangguk.


Pakaian yang digunakan untuk tari rangguk adalah pakaian adat Kerinci seperti baju kurung yang bersulam benang keemasan, kain sarung songket dengan sulaman keemasan, serta kepala memakai mahkota kuluk khas Kerinci. Dalam tari rangguk diiringgi dengan syair tale pantun sebagai lagu pengiringnya, syair tale pantun yang digunakan seperti yang tertulis dibawah, syair pantun tersebut berasal dari Kumun yang merupakan tempat awal berkembangnya tari rangguk.
Tari Ranguk Kumun

Pantun rangguk pembukaan dalam kenduri Sko sebagai berikut :
Iyaolah ineh sibunggo kunai
Tana di tbeak di pagi harai
Yao lah ineh anok janteak kamai
Intok dinobeak jadi depatai

Pantun rangguk pembukaan dalam pemyambutan tamu sebagai berikut :
Runauk kau sirumpuh padui
Patah di timpo si kayu aro
Btkaouk lutauk basusuh jarui
Mintok maaof kepado kayao

Pantun rangguk pembuka dalam acara pernikahan sebagai berikut ;
Kalu iyao kapaeh sikata
Sidudeuk kayu dirimbao
Kalu iyao kitao saratai
Kara bideuk samo kitao timbao

Pantun rangguk pembuka upacara adat sebagai berikut ;
Masaklah kau si padi payao
Masak si jure si padi pulauk
Pintak di taddaeo kupado kayao
Kalu jateuh mintak di samauk

Pantun rangguk pembuka acara turun kesawah sebagai berikut :
Kitao munebeh samao-samao
Bueo pancaih bueolah lukah
Kitao bagutoruyao samo-samao
Tando negerui ndok turauh kesawah.

Tari rangguk merupakan seni budaya yang mengandung nilai seni yang cukup tinggi, seni rangguk ini merupakan penyeimbang arus masuknya budaya asing yang tidak sesuai dengan budaya nusantara kita. Pemerintah juga memiliki peranan penting bagi kelangsungan dan kelestarian seni budaya masyarakat Alam Kerinci dan harus memberi dukungan bagi pengembangan seni rangguk. Bagi generasi muda rangguk merupakan bagian dari pendidikan sosial pergaulan masyarakat yang bernilai positif, seni rangguk harus dilestarikan serta dikembangkan sebagai seni budaya utama bangsa. Mari kita Jaga dan Lestarikan Seni dan Budaya Bangsa….. Salam Persaudaraan……! (Red_Dodi).

BACA JUGA ARTIKEL MENARIK DI BAWAH INI….

RITUAL MEMANDIKAN PUSAKA SUKU KERINCI

Kerinci Inspirasi (Red). Kerinci merupakan wilayah yang memiliki kekayaan seni budaya yang cukup beragam dan menarik, diantaranya tradisi budaya masyarakat  kerinci yang masih dilakukan sampai sekarang adalah tradisi memandikan pusaka nenek moyang sebagai bentuk pelestarian benda – benda pusaka peningalan leluhur.


Tradisi memandikan pusaka leluhur masyarakat Kerinci sudah dilakukan sejak ratusan tahun yang silam, memandikan pusaka dimaksudkan untuk membersihkan pusaka – pusaka kuno peningalan nenek monyang masyarakat Kerinci. Memandikan pusaka juga bertujuan untuk mengenang kembali sejarah kehidupan leluhur dan juga sebagai bagian dari pendidikan bagi generasi masa sekarang maupun masa mendatang tentang bagaimana sejarah kerhidupan di masa lalu.

Memandikan pusaka biasanya dilaksanakan pada acara kenduri Sko, waktu memindahkan pusaka atau diwaktu tertentu yang dianggap perlu. Masyarakat Kerinci mempercayai bahwa benda pusaka nenek monyang mereka menyimpan energi supranatural atau energi ghoib didalam benda pusaka tersebut sebagai titipan Tuhan Maha Kuasa pada benda tersebut.

Benda pusaka bagi masyarakat Kerinci juga merupakan sebagai simbol persatuan persaudaraan dalam kehidupan masyarakat Kerinci. Benda – benda pusaka masyarakat Kerinci bermacam – macam bentuknya seperti Keris, gong, pedang, mangkok kuno, (cembung), karanta (bendera pusaka), tombak, batu akik, keramik – keramik kuno dan lain sebagainya.
KAIN PUSAKA

GADING GAJAH
KARANTA (Bendera Pusaka)

Dalam ritual memandikan pusaka masyarakat Kerinci memiliki cara khas tersendiri, seperti mengunakan berbagai macam jeruk, bunga, sirih sekapur lengkap serta kemenyan, dalam memandikan pusaka diiringi dengan syair – syair mantera tertentu, setelah prosesi ritual mandi pusaka selesai benda pusaka dimasukkan kembali kedalam peti pusaka dan disimpan pada tempat penyimpanan pusaka, tempat penyimpanan pusaka biasanya berada diatas bubungan rumah atau diatas loteng rumah gedang (rumah adat), setelah prosesi ritual selesai selanjutnya ditutup dengan do’a kepada Alloh SWT. meminta keberkahan kepada Tuhan seperti meminta negeri agar terhindar dari bala bencana dan di beri kesejahteraan bagi masyarakat setempat. (Red_Dodi).

BACA JUGA ARTIKEL MENARIK DI BAWAH INI….

PESONA WISATA DANAU KERINCI



KERINCI INSPIRASI (RED). Rasa kekaguman, kedamaian dan indahnya pemandangan danau yang airnya cukup jernih, itulah danau Kerinci yang terletak di Kabupaten Kerinci, Provinsi Jambi, Indonesia. Danau yang berada di Kabupaten Kerinci ini merupakan danau terbesar kedua di Sumatera, setalah Danau Toba. pemandangannya yang sangat indah, danau ini juga berfungsi sebagai tempat mencari ikan masyarakat sekitar danau, juga digunakan sebagai tujuan wisata bagi masyarakat Kerinci maupun wisatawan luar daerah dan Internasional serta untuk menyuplai kebutuhan air masyarakat, baik untuk pertanian, maupun kebutuhan air minum.

Danau Kerinci merupakan salah satu destinasi wisata utama di Kerinci Provinsi Jambi pemerintah daerah Kabupaten Kerinci menjadikan danau Kerinci sebagai tempat berlangsungnya Festival Masyarakat Peduli Danau Kerinci (FMPDK)yang diadakan setiap tahun. 

Festival tahunan ini sudah dimulai sejak tahun 1999. Kegiatannya adalah menampilkan berbagai macam atraksi kesenian masyarakat Kerinci seperti Tari Rangguk, pencak silat tradisonal Kerinci, tari niti mahlingai yang bernuansa mistik, lagu daerah dan seni budaya yang lainnya, selain seni budaya juga diadakan pameran hasil kerajinan khas Kerinci  sebagai suguhan untuk para wisatawan yang datang berkunjung.

Di sekitar danau Kerinci, ditemukan peningalan purbakala berupa batu berelif yang dipercaya sebagai peninggalan kuno masyarakat Kerinci yang hidup ribuan tahun lalu. Situs kuno tersebut berada di dusun Jujun Bukit Pulai, Dusun Muak dan dusun Tanjung Batu. Peningalan situs kuno tersebut menunjukan adanya peradaban melayu tua suku Kerinci. Selain situs kuno purbakala zaman aninisme wisatawan juga dapat berkunjung ke wisata budaya bernuansa religius yaitu mesjid tua pulau Tengah “Mesjid Keramat” dusun Koto Tuo Pulau Tengah.

Lokasi wisata yang dapat disingahi oleh wisatawan di danau Kerinci adalah taman wisata Tanjung Hatta 1953 di Sangarang Agung, pantai panjang Tanjung Tanah, Tanjung Pelita, pantai pasir putih Ujung Pasir dan wisatawan dapat mencari sendiri lokasi yang cocok dan bagus untuk bersantai menikmati keindahan danau Kerinci, di sekeliling danau Kerinci yang semuanya pemandangannya memiliki panorama yang tak kalah indahnya dengan tempat lain.

Bagi wisatawan yang berasal dari luar daerah dapat menempuh perjalan dengan mengunakan kendaran darat maupun udara dari Jambi dan Sumatera Barat. Berkunjunglah ke negeri puncak andalas negerinya para Sigindo Sakti Alam Kerinci Sekepal Tanah Dari Surga.

Wisatawan lokal maupun luar daerah yang berkunjung ke danau Kerinci wajib harus ikut serta memelihara kebersihan, kelestarian dan kemanan lingkungan. Mari kita lestarikan Alam nan Indah Karunia Tuhan. Salam Persaudaraan Anak Negeri…..(Red_Dodi).

BACA JUGA ARTIKEL MENARIK DI BAWAH INI….

Kategori

Kategori