Pada zaman dahulu, di kerinci ada seorang adipati, adipati adalah
gelar seorang pemimpin tertinggi dalam daerah kerinci, pusat pemerintahannya
berada di Tamiai dan pada zaman itu kerinci telah menjalin hubungan erat dengan
kerajaan mataram di jawa. Adipati kerinci yang pertama (Tiang Bungkuk Mendugo
Rajo) minta kepada pusat kerajaan mataram supaya mengirim “kain kebesaran”
Adipati. Dikirimlah kain kebesaran Adipati untuk Kerinci sebanyak 4 (empat)
helai. Di tengah perjalanan kain tersebut dicopot oleh Raja Jambi, dengan
maksud Jambi sendiri yang mengantar kain tersebut.
Terbetik berita dapat kabar oleh Tiang Bungkuk Mendugo Rajo, bahwa
kain kebesaran sudah dicopot maka amarah beliau memuncak, sehingga “kalau
berletuk (berjantung) pisang menghadap daerah Jambi ditebasnya, kalau berkokok
ayam menghadap daerah Jambi dipancungnya hidup-hidup”. Dan terakhir beliau
mengumumkan, ultimatum perang dengan Jambi.
Oleh Raja Jambi untuk pertama kali mengirim beberapa orang
dubalang-dubalang pilihan guna menangkap Tiang Bungkuk Mendugo Rajo hidup
atau mati, sekurang-kurangnya kepalanya dibawa ke Jambi. Namun, apa yang
terjadi? Semua dubalang-dubalang pilihan saat mengadakan tangkap-menangkap dan
perkelahian sengit, semuanya disapu bersih oleh Tiang Bungkuk dengan keris
saktinya. Kemudian serangan yang kedua, Raja Jambi memilih lagi
dubalang-dubalang yang ternama, antara lain dipilih Jenang yang 40 dari Jambi
sembilan lurah. Dalam serangan kedua ini juga Jenang yang 40 hilang raib padam
berito, semuanya terkubur di Tamiai.
Mendengar ini Raja Jambi kewalahan. Untuk kali yang ketiga, Raja
mengumpulkan staf pemerintahannya dan dubalang-dubalang dengan mengadakan
musyawarah. Raja mengemukakan, siapa diantara mereka yang sanggup menangkap
Tiang Bungkuk. Seorang ahli diplomat kerajaan, cerdik cendekiawan jaris
bijaksana, Pangeran Temanggung menunjuk tangan.
Dia sanggup menangkap Tiang Bungkuk dengan syarat, yaitu, beri
saya baju kebesaran kerajaan, yang terbuat dari sutera dan bersulamkan benang
emas, sehingga menyilaukan mata saat memandangnya dan beri saya
dubalang-dubalang yang terpilih lagi kuat, sebab Pangeran Temenggung sudah
memikirkan masak-masak. Tiang Bungkuk dengan kerisnya tak mudah dikalahkan
begitu saja. Semua permintaan Pangeran Temenggung dikabulkan oleh Raja Jambi.
Setelah segala sesuatunya siap, sesampainya Pangeran Temenggung
dan kawan-kawanya di suatu tempat, yakni “serpih” yang sekarang ini, terletak
antara Jambi dengan Kerinci, Pangeran Temenggung pergi “tarak” (mengadakan
pertapaan di puncak sebuah bukit) dengan hasratnya, “kalau berhasil rencana
saya “nyerpihlah” bukit ini.
Lamalah sudah pertapaan dilakukan, akhirnya bukit itu
“nyerpih/terbelah”. Sampai sekarang bukit ini bernama “serpih”. Pangeran
Temenggung sudah mengambil kepastian, bahwa rencananya akan berhasil. Maka
Pangeran Temenggung dan kawan-kawannya dubalang-dubalang pilihan berangkat ke tempat
Tiang Bungkuk di Tamiai.
Sesampai di Tamiai Pangeran Temenggung mengutus beberapa orang
untuk menghadap Tiang Bungkuk, dan Tiang Bungkuk berkata: “berapa orang lagi
dubalang yang mau tewas?”. Utusan menjawab: “kedatangan kali ini tidak hendak
mengadakan cekak-kelahi (perang), kedatangan kali ini adalah hendak berunding”.
Tiang Bungkuk mempersilahkan para tamu datang dan meladeni para tamu itu dan
mengadakan perundingan. Isi perundingan :
Kami datang. Pergi yang dilepas. Jika balik yang di nanti. Dilepas
(di utus oleh Raja) pergi dengan pelepasnya, balik dengan penantinya. Jika pergi
tampak punggung, jika datang tampak muka, seraya menunjukkan baju kebesaran
dengan di iringi perkataan lemah lembut. “baju ini adalah baju kerajaan, yang
kami sembahkan untuk Tuan kami akui menjadi Raja daerah ini Paduko Tiang
Bungkuk Mendugo Rajo”.
Mendengar pengakuan tersebut Tiang Bungkuk berbesar hati, dengan
tak sadar baju di ambil dan langsung di kenakan. Ketika Tiang bungkuk
mengarungkan lengan baju dan tertutup matanya oleh baju, Pangeran Temengung
memberi isyarat kepada dubalang-dubalang pilihan : “perintah tangkap!”.
Tiang bungkuk malang bagi dirinya. Dia diringkus dan mencoba
dengan kekuatan bathinya hendak membela diri, tapi apa daya tikus seekor,
pemenggal seratus, semuanya jadi sia-sia apalagi keris saktinya sedang tidak di
tangannya. Tiang Bungkuk dikeroyok oleh Pangeran Temenggung dan kawan-kawannya
namun semuanya tidak ada yang mempan. Akhirnya dalam keadaan terikat, di usung
bersama-sama ke Jambi. Di dalam perjalanan Tiang Bungkuk mengalami siksaan yang
amat sangat.
Sampai di Muara Masumai, Tiang Bungkuk diikat dan dibenam di bawah
rakit. Sesampainya di Jambi, Tiang Bungkuk tetap dalam keadaan sehat, sekali
pun telah beberapa hari tidak diberi makan dan minum. Di Jambi, Tiang Bungkuk
mengalami siksaan demi siksaan. Akhirnya karena penderitaan Tiang Bungkuk sudah
memuncak, maka beliau mengajukan satu permohonan terhadap Raja Jambi, yakni
“sebelum saya menghembuskan nafas terakhir, saya ingin sekali mencicipi makanan
dari Kerinci”. Oleh Raja Jambi permohonan beliau ini dikabulkan dan mengutus
beberapa orang dubalang untuk berangkat ke Kerinci (Tamiai).
Segala pesan beliau tersebut disampaikan kepada istri Tiang
Bungkuk, yakni Nai Meh Bulan. Oleh seorang istri yang arif-biaksana, “kilat
cerminlah ke muka, kilat beliung lah ke kaki”. Maka dimasaklah lemang, di dalam
lemang di masukkan keris sakti , dan di buat lepat, di dalam lepat di isinya
“pisau rencong” sakti untuk membunuh orang kebal (keramat). Setelah semuanya
selesai dibungkuslah lemang dan lepat baik-baik agar rahasianya jangan sampai bocor.
Sesampainya di Jambi dipersembahkan kiriman dari istri Tiang
Bungkuk kepada Raja Jambi. Maka Raja ingin mengetahui isinya, apa nian kiriman
tersebut, lemang dibelah dan toh ternyata dalam lemang berisi keris dan lepat
dibuka, ternyata dalam lepat berisi pisau rencong.
Tiang Bungkuk dibawa menghadap Raja Jambi. Raja Jambi mengemukakan
pendapatnya, yaitu keris dan pisau rencong kepada Tiang Bungkuk, Tiang Bungkuk
sendirilah yang menyatakan : “itulah satu-satunya senjata yang mempan membunuh
saya, andaikan senjata itu kalau dapat saya rebut darimu, Jambi Sembilan Lurah
akan saya selesaikan, dan sekarang saya relakan nyawa saya”. Dengan keris
pusakanya sendiri Tiang Bungkuk diselesaikan ajalnya.
Sebelum nyawa bercerai dengan badannya Tiang Bungkuk menyampaikan
pesan terakhir, “ bilamana kelak anak-cucu atau keturunan saya mandi di atas
kuburan saya, kuatnya lebih dari saya, saktinya berlebih dari sakti saya ”. Mendengar
ini, menjadi pesan dendam dan sumpah bagi Raja Jambi sampai kepada turunan Raja
Jambi. Tidak akan menunjukkan “Kuburan TIANG BUNGKUK MENDUGO RAJO” sampai
sekarang ini.
Setelah Tiang Bungkuk Wafat
Setelah Tiang Bungkuk Wafat
Setelah Tiang
Bungkuk menjalani hukuman penjara beberapa bulan dan sampai awal tahun 1526
Masehi, ia merasakan sudah tidak mungkin lagi mengadakan perlawanan terhadap
Rajo Melayu Jambi kalau hanya seorang diri, apa lagi rakyat Kerinci telah
tunduk menyerah kepada Kerajaan Melayu Jambi, lebih-lebih kawatir akan keselamatan
anak dan isterinya beserta para keluarga yang tinggal di Kerinci.
Maka setelah tiu ia melakukan solat istikhoroh dan bertaubat
serta berdoa kepada Allah ia mengambil keputusan: “Daripada menyerah kalah
kepada Rajo Melayu Jambi yang hanya pandai memungut uang jajah kepada rakyat,
lebih baik mati berputih tulang diujung keris pusako sendiri, dari pada hidup
berputih mato menanggung malu”.
Begitulah kesimpulan yang diputuskan oleh Tiang Bungkuk,
sebelum keputusan diambil, pada suatu kesempatan yang baik ia berpesan kepada
isteri dan saudara perempuannya yang berada di Tamiyai Kerinci, agar pusako
Keris Tubanso dikirim kepadanya di Tanah Pilih Jambi, konon kabarnya yang
dimaksud dengan Tubanso itu adalah sebuah keris kecil yang jadi pusako disimpan
oleh ibunya di Tiang Tuo di rumah orang tuanya di Tamia, karena keris itu lahir
dari rahim ibunya bersama dengan Tiang Bungkuk.
Sewaktu Tiang Bungkuk lahir tidak diiringi dengan ke tuban,
kelahiran keris itu dirahasiakan dan tida ada orang yang mengetahuinya kecuali
kakak perempuannya dengan ibu kandungnya, dan menurut firasat ibunya tubuh
Tiang Bungkuk tidak bisa dimakan oleh senjata yang lain, selain dari keris
tersebut.
Oleh karenanya keris kecil itu bungkuk dan disimpan ibunya di
Tiang Tuo maka anaknya ia namai Tiang Bungkuk, dan setelah kakak perempuannya
menerima pesan dari Tiang Bungkuk, maka mengertilah kakaknya itu akan apa arti
dari pesan itu. Namun
sebelumnya Tiang Bungkuk pernah menyampaikan pesan kepado Rajo Jambi bahwa
“kalau seandainya aku mati nanti, dan siapa saja anak cucu yang menziarahi
kuburan aku, maka dia akan lebih kuat dan lebih hebat dari aku, dan dia akan
menjadi rajo Jambi”.
Pada suatu hari kakak perempuan Tiang Bungkuk membuat lemang
beras pulut yang ia campuri jagung, lalu batang lemang itu diisinya dengan
Keris Tubanso tanpa seorang pun yang mengetahuinya, dan selanjutnya lemang itu
dengan antar oleh kakak perempuan bersama dubalang dan inang pengasuhnya.
Sesampainya di Jambi, kakak perempuannya meminta izin untuk
mengantarkan lemang dan makan untuk Tiang Bungkuk, dan setelah keris itu sampai
ke tangan Tiang Bungkuk, maka tepatnya sepenggal matahari naik ia menikam
dadanya dengan keris tubanso itu, lalu keris tertusuk di hatinya menembus
sampai ke jantung maka darah bercucuran keluar dari tubuhnya lau ia
menghapuskan nafas penghabisannya.
Ketika para penjaga mau mengantar makan pagi kepada Tiang
Bungkuk yang berada dalam penjara, penjaga terkejut menyaksikan ia telah
meninggal, lalu diberitahukan kepada Kerajaan bahwa Tiang Bungkuk telah
meninggal karena tusukan keris pusakonya sendiri. Pihak kerajaan memerintahkan
mayat Tiang Bungkuk dikuburkan, maka bersiap-siaplah para Dubalang raja Jambi
dan petugas penjara untuk memandikan jenazah beliau.
Tetapi Allah Maha Kuasa dari segala yang kuasa, ketika para
dubalang dan penjaga penjara untuk mendekati tubuh beliau dengan takdir Allah
Swt datang guntur-petir yang luar biasa keras bunyinya menghantam atap penjara
kerajaan, dan tiba-tiba gelap oleh asap hitam hari siang bagai gelap malam
sehingga tidak sedikitpun yang tampak kelihatan oleh mata.
Setelah asap hilang dari ruangan di mana jenazah Tiang
Bungkuk berada, dan suasana telah menjadi terang kembali, maka semua yang
berada diruangan itu terkejut dan menjadi heran, karena jenazah beliau sudah
hilang dan tidak ada lagi ditempat pembaringan beliau, raib entah kemana, tidak
ada bekas dan khunutnya lagi, walau dicari kemana saja, sehigga timbul tahayul
waktu itu bahwa jenazah Tiang Bungkuk telah jadi petir dan asap hitam.
Setelah itu dalam beberapa hari suasana menjadi menjadi tidak
menentu, apalagi ada pesan Tiang Bungkuk kepada sipir penjara dan dubalang
raja. Sehingga timbul bermacam kegundahan dari raja Jambi tentang
kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi akibat tindakan yang tidak
sepantasnya dari dubalang raja mulai dari penangkapan beliau di Kerinci. Tidak
sepantasnya tawanan perang diberlakukan dengan tidak terhormat, dihina, dicaci,
diperlakukan dengan tidak senonoh, ditusuk dengan berbagai macam senjata ke
badan beliau.
Malah yang lebih sadis diluar pikiran manusia sehat sepanjang
perjalanan dibenamkan dalam air, diikat di bawah Jung (kapal) Pangeran
Temenggung. Pihak kerajaan baru menyadari bahwa yang diperjuangkan oleh Tiang
Bungkuk itu adalah mempertahan negeri mereka dari maksud Raja Jambi untuk
mencaplok Kerinci sebagai bagian dari Kerajaan Jambi.
Sedangkan mereka adalah wilayah yang berdaulat dan tunduk
pada kerajaan Melayu Pagarruyung. Mereka merasa bahwa Kerajaan Melayu Jambi
belum pernah menginjak kaki di Kerinci sebelumnya sehingga wajar mereka tidak
rela mereka diminta membayar uang jajah. Pokoknya bermacam-macam pemikiran dan
tafsiran situasi dan kondisi yang terjadi saat itu, terjadi keresahan dan
ketidakpastian tentang apa yang akan terjadi.
Kemudian sempat pula didiskusikan apa yang harus dilakukan
kalau sebagai persiapan kalau ada pertanyaan kenapa Tiang Bungkuk meninggal?
Apakah jawaban dari pihak Kerajaan Jambi kalau seandainya terdapat pertanyaan
dari Kerajaan Pagarruyung? dan banyak isu lain lagi yang berkembang di
masyarakat semasa itu.
Terlepas dari itu semua, yang jelas pihak Kerajaan Jambi
tetap menguburkan beliau, di Solok Sipin sekarang ada sebagian yang masih
menduga adalah kuburan Tiang Bungkuk, kemudian di Rantau Mojo – Kabupaten Muara
Jambi terdapat juga kuburan keramat yang juga diduga kuburan Tiang Bungkuk,
namun secara umum kuburan itu dirahasiakan oleh pihak Kerajaan.
Sebagai pertanggung jawaban pada keluarga Tiang Bungkuk di
Kerinci dikirimkan pakaian dan jubah beliau dan beberapa barang perlengkapan
beliau yang dikirim kembali ke sanak keluarga di Tamiai. Sampai sekarang
barang-barang peninggalan Tiang Bungkuk masih disimpan sebagai benda pusako
rakyat Tamiai.
Sesudah meninggalnya Tiang Bungkuk, maka kakak perempuannya
kembali pulang ke Kerinci melalui jalan arah ke barat daya, tepatnya melalui
yang melalui Kota Sarolangun sekarang. Di sepanjang sungai tersebut banyak
dubalang kerinci yang kawin dengan penduduk setempat dan berkembang sampai
sekarang.
Terakhir kakak beliau pulang tidak sampai ke Kerinci, namun
kawin dengan penduduk Muaro Rupit, dan sampai sekarang sebagian besar penduduk
desa Tarusan Muaro Rupit adalah keturunan Tiang Bungkuk.
Gelar-gelar adat dari Kerinci sampai sekarang masih terbawa
dan sering dijadikan ‘forklor’ atau legenda dari buyut mereka Tiang Bungkuk.
Demikian pula anak-anak beliau yang ada di Tamiai berkembang biak, namun
kondisi sekarang hanya diingatkan sewaktu ada perayaan kenduri adat atau sko
seja. Banyak juga orang-orang Kerinci sekarang yang mencoba mencari kuburan
Tiang Bungkuk untuk tujuan-tujuan tertentu atau yang mencoba untuk mengadu
nasib mudah-mudahan mendapat karamat beliau. Wallahualam......
16 komentar
Saya pernah mendengar cerita dari negeri jiran malaysia, yang mnceritakan bahwa tiang bungkuk masih hidup smpai sekarang, katanya ada orang yang pernah bertemu di hutan belantara negeri serawak malaysia, krena kesaktian nya tiang bungkuk belum mati smpai sekrang, cerita tersebut di ceritakan oleh tamu dari malaysia waktu datang dalam acara festival danau kerinci tahun 2015...
Sy pikir itu murid2nya. Sebab.murid2nya banyak di kawasan Bandung Jawa Barat... saat beliau di ziksa, memang beliau tidak mati. Beliau dibuang ke sungai direndam dg diikat batu...beliau murid para wali dg menahan nafas zilrullab dalam hati Allah..Allah..Allab beliau selamat dan kembali ke tanah Jawa maksud hendaknya ke Mataram tetapi karena ko disi tidak mengizinka ..maka di obati oleh Sunan Rahmat di Gunung Batok Garut dan dinikahkan dg putri beliau yg janda beranak satu dan di eri wilayah di situ...carilah makamnnya namanya Panembahan Dalem Mataram Raden Serdang...ada versi ulama tareqat dan sejarah di Demak...beliau diutus utk mengatur pemerintahan di wilayah tengah...sy tidak sepedapat dg karangan cerita yg di share ini mengatakan ia sdh labirnya di Tamiai. Pergilah belanar tareqat...jika anda sudah mencapai maqamnya maka saktinya melebihi Tiang Bungkuk... berarti dia se diri yg aka menunjukkakn kuburannha kepada anak cucunya....beberapa orang dg pengalaman terpisab tetapi masib dlm tareqat menemukan makamnnya di suatu tempat. Dan satu sama lain kami bertemu dg kisah yg berbeda beliau mendatangi kami..tetapi makamnya tetap satu...di kuburannya terdapat makam istrinya dan anak dari istrinya. jika saudara saudara merasa keturunannya maka jangan mencarinya...dicari tidak akan bertemu...sbb berangkat dgn nafsu...tapi dekatlah pada Allah maka dg ber Tareqat jenis apa pun maka insya Allab beliau sendiri yg menemuinya atau jika anda oranv saleb....dg menyebuf Ikhsan Muchlisien Daraqthuni maka jika tegak bulu roma kalian dari kepala bingga kaki maka insya Allah...atau temui ulama2 lurus di jalannya dan khasyaf serta sebutkan nama saya....maka getar kerinduan akan mendesak kkta utk saling bertemu...
Sy pikir itu murid2nya. Sebab.murid2nya banyak di kawasan Bandung Jawa Barat... saat beliau di ziksa, memang beliau tidak mati. Beliau dibuang ke sungai direndam dg diikat batu...beliau murid para wali dg menahan nafas zilrullab dalam hati Allah..Allah..Allab beliau selamat dan kembali ke tanah Jawa maksud hendaknya ke Mataram tetapi karena ko disi tidak mengizinka ..maka di obati oleh Sunan Rahmat di Gunung Batok Garut dan dinikahkan dg putri beliau yg janda beranak satu dan di eri wilayah di situ...carilah makamnnya namanya Panembahan Dalem Mataram Raden Serdang...ada versi ulama tareqat dan sejarah di Demak...beliau diutus utk mengatur pemerintahan di wilayah tengah...sy tidak sepedapat dg karangan cerita yg di share ini mengatakan ia sdh labirnya di Tamiai. Pergilah belanar tareqat...jika anda sudah mencapai maqamnya maka saktinya melebihi Tiang Bungkuk... berarti dia se diri yg aka menunjukkakn kuburannha kepada anak cucunya....beberapa orang dg pengalaman terpisab tetapi masib dlm tareqat menemukan makamnnya di suatu tempat. Dan satu sama lain kami bertemu dg kisah yg berbeda beliau mendatangi kami..tetapi makamnya tetap satu...di kuburannya terdapat makam istrinya dan anak dari istrinya. jika saudara saudara merasa keturunannya maka jangan mencarinya...dicari tidak akan bertemu...sbb berangkat dgn nafsu...tapi dekatlah pada Allah maka dg ber Tareqat jenis apa pun maka insya Allab beliau sendiri yg menemuinya atau jika anda oranv saleb....dg menyebuf Ikhsan Muchlisien Daraqthuni maka jika tegak bulu roma kalian dari kepala bingga kaki maka insya Allah...atau temui ulama2 lurus di jalannya dan khasyaf serta sebutkan nama saya....maka getar kerinduan akan mendesak kkta utk saling bertemu...
Sy juga pernah mendengar cerita ini tp tidak pernah mengatakan suatu nama desa yg jelas tiang bungkuk adalah anak dr raja mataram,dan kuburanya tidak di ketahui,konon cerita kuburan beliau memang sengaja untuk di rahasiakan karena sumpah beliau,saya setuju dgn bapak daraktuni yg mengatakan bahwa kturunan beliau ataupun asli pribumi kerinci yang mandi diatas kuburan tiang bungkuk akan melebihi dr tiang bungkuk tsb karena sumpah tiang bungkuk seperti itu,makanya kuburan tiang bungkuk tidak pernah ada yg tau...tp tetaplah tidak ada yg menggali kebenaran cerita ini...allah bi sowab..
Sy juga pernah mendengar cerita ini tp tidak pernah mengatakan suatu nama desa yg jelas tiang bungkuk adalah anak dr raja mataram,dan kuburanya tidak di ketahui,konon cerita kuburan beliau memang sengaja untuk di rahasiakan karena sumpah beliau,saya setuju dgn bapak daraktuni yg mengatakan bahwa kturunan beliau ataupun asli pribumi kerinci yang mandi diatas kuburan tiang bungkuk akan melebihi dr tiang bungkuk tsb karena sumpah tiang bungkuk seperti itu,makanya kuburan tiang bungkuk tidak pernah ada yg tau...tp tetaplah tidak ada yg menggali kebenaran cerita ini...allah bi sowab..
Itu daerah kerinci . di sungai batang merangin saya pernah dengar cerita orang tua tua dahulu. Orang keturunan dari cina . orang kerinci pernah melakukan espedisi mencari makam aslinya . kata istilah dikerinci itu tarak tidur dimakam para leluhur nenek moyang . dan siapa berhasil menjalankan ujian dari tarak itu akan mendapatkan kesaktian ilmu kebatinan.
Itu daerah kerinci . di sungai batang merangin saya pernah dengar cerita orang tua tua dahulu. Orang keturunan dari cina . orang kerinci pernah melakukan espedisi mencari makam aslinya . kata istilah dikerinci itu tarak tidur dimakam para leluhur nenek moyang . dan siapa berhasil menjalankan ujian dari tarak itu akan mendapatkan kesaktian ilmu kebatinan.
Daerah meliputi sungai batang merao dan batang merangin. Saya pernah dengar cerita orang tua dahulu . siapa dari garis keturunan nenek tiang bungkuk .istilah dikerinci disebut tarak .tidur di dekat makam nenek moyang dan mendapat mimpi mimpi ujian sangat berat dengan persyaratan tertentu. Dan siapa yang lulus dari ujian mimpi itu akan mendapatkan kesaktian atau ilmu batin .dan pernah dapat cerita orang kerinci pernah melakukan espedisi mencari makamnya tapi tak pernah dapat petunjuk ... Tarak sekarang tidak dipakai lagi karena islam yang sudah kental..
Daerah meliputi sungai batang merao dan batang merangin. Saya pernah dengar cerita orang tua dahulu . siapa dari garis keturunan nenek tiang bungkuk .istilah dikerinci disebut tarak .tidur di dekat makam nenek moyang dan mendapat mimpi mimpi ujian sangat berat dengan persyaratan tertentu. Dan siapa yang lulus dari ujian mimpi itu akan mendapatkan kesaktian atau ilmu batin .dan pernah dapat cerita orang kerinci pernah melakukan espedisi mencari makamnya tapi tak pernah dapat petunjuk ... Tarak sekarang tidak dipakai lagi karena islam yang sudah kental..
Sumber atau referensinya dr mana ya...,???
Ada yang tau, kuburan tiang bungkuk?
Mas, kluarga sayaa masih ada gris keturunan dri tiang bungkuk
Mas, kluarga sayaa masih ada gris keturunan dri tiang bungkuk
Ada yang tau, kuburan tiang bungkuk?
Ini filmnya https://youtu.be/8OQfjO31xoA
http://taipannnewsss.blogspot.com/2018/02/rencanakan-kencan-di-hari-valentine-cek.html
http://taipannnewsss.blogspot.com/2018/02/teh-sore-santai-nan-mewah-ala-bvlgari.html
http://taipannnewsss.blogspot.com/2018/02/jangan-buang-kulit-buah-naga-bisa-untuk.html
QQTAIPAN .ORG | QQTAIPAN .NET | TAIPANQQ .VEGAS
-KARTU BOLEH BANDING, SERVICE JANGAN TANDING !-
Jangan Menunda Kemenangan Bermain Anda ! Segera Daftarkan User ID nya & Mainkan Kartu Bagusnya.
Dengan minimal Deposit hanya Rp 20.000,-
1 user ID sudah bisa bermain 7 Permainan.
• BandarQ
• AduQ
• Capsa
• Domino99
• Poker
• Bandarpoker.
• Sakong
Kami juga akan memudahkan anda untuk pembuatan ID dengan registrasi secara gratis.
Untuk proses DEPO & WITHDRAW langsung ditangani oleh
customer service kami yang profesional dan ramah.
NO SYSTEM ROBOT!!! 100 % PLAYER Vs PLAYER
Anda Juga Dapat Memainkannya Via Android / IPhone / IPad
Untuk info lebih jelas silahkan hubungi CS kami-Online 24jam !!
• WA: +62 813 8217 0873
• BB : D60E4A61
• BB : 2B3D83BE
Come & Join Us!
EmoticonEmoticon