Perbedaan Khawariqul
‘adah atau kejaiban dan sihir masa sekarang ini masih ada orang yang percaya
dengan hal-hal bersifat mistik, fenomena tersebut sudah menjadi suatu tradisi
dimasyarakat Indonesia seperti pengamalan ilmu mistik berupa ajian atau
jampi-jampi, azimat dan berbagai laku ritual lainnya yang banyak masih
dilakukan oleh masyarakat sehubungan hal tersebut penulis mencoba menulis
khawariqul ‘adah dan sihir dalam pandangan islam.
Ilmu-ilmu mistik
yang dihasilkan dari berguru atau pengamalan wirid bukanlah termasuk khawariqul
‘adah atau keajaiban, melainkan hanyalah asrar atau rahasia yang berupa
kelebihan. Baik do’a atau ayat Al-Qur’an yang telah diamalkan agar seorang
mendapat asrar tersebut. Seperti ditembak tidak mempan, dibacok tidak luka,
atau berjalan diatas air, Hal tersebut bukanlah sesuatu yang disunnahkan oleh
Rasulullah SAW, maupun menjadi tujuan para para waliyullah tetapi khawariqul
‘adah yang didapati para kekasih Alloh SWT bukan hasil olah laku ritual, melainkan
semata-mata pemberian dari Alloh SWT. Misalnya inkisyaf, yaitu dubukakan tabir
oleh Alloh SWT, sehingga seorang wali bisa memiliki kemampuan mengetahui
peristiwa yang belum terjadi, tidak mkengunkan aji terawangan dan sebagainya.
Mengapa mereka
mendapat inkisyaf dari Alloh SWT, bukan dari hasil laku ritual mistik..?,
karena mujahadah mereka adalah bagaimana
memerangi hawanafsu, agar hati bersih.
Satu contoh,
misalnya didalam surat al Kahf, kisah tentang Nabi Musa AS dengan Khidir
keduanya adlah kekasih Alloh SWT, keistemewaan yang diberikan kepada nabi Musa
AS dengan Khidir AS tidak sama walaupun mereka sama kekasih dekat Alloh SWT.
Nabi Musa AS tidak mengingkari apa yang didapat Khidir AS, Khidir AS pun
mengerti apa yang didapat Musa AS. Adapun perbedaan pendapat antara Nabi Musa
AS dengan Khidir AS seperti diceritakan dalam surat Al Kahf sebenarnya untuk
memberi keterangan kepada kepada orang awan bahwa ada dua dimensi dalam dunia
keilmuan yaitu yang satu ilmu syariat yang diamalkan nabi Musa AS dan yang
satunya lagi adalah Ilmu Hakekat seperti yang ada pada Khidir AS. Walaupun
tingkat derajat kenabian Musa AS lebih tinggi dari Khidir AS tetapi tingkat
keilmuan lebih tinggi Kihidir AS.
Oleh karena itu
kita harus bisa membedakan mana khawariqul ‘adah dan yang mana ilmu kesaktian
hasil laku ritual. Sedangkan hukum amalannya kalau itu berbentuk istidraj
keajaiban yang Alloh SWT berikan kepada orang tidak beriman, zalim, bukan
sebagai anugerah karomah melainkan hal tersebut termasuk sihir. Tapi kalau bentuk
Karamah itu adalah anugerah dari Alloh SWT, sedangkan sihir sendiri termasuk
mempelajarinya, hukumnya haram.
Perbedaan sihir dan
karamah terletak pada akibat yang ditimbulkannya. Meskipun kelihatannya
mendekatkan kita pada Alloh SWT, hakekatnya menjauhkan. Sebalik karamah
menyebabkan ketaqwaan kita akan semakin luar biasa, makin rendah hati dan hati-hati mencari keridhaan Alloh SWT.
Ilmu nujum atau
ramalan termasuk bagian dari praktek mistik dan ilmu hitungan, tergantung
bagaimana pengertiannya, pada umumnya ilmu nujum digunkan untuk membuka tabir
kehidupan. Kenapa ilmu nujum tidak boleh dipelajari, karena sebatas
perhitungan. Selain itu ilmu nujum adalah ilmu dhan (pransangka). Namun yang
lebih mengkhawatirkan adalah dan membuat para ulama dan baginda nabi SAW,
melarang ilmu nujum karena dianggap mendahului kehendak Alloh SWT.
Kita harus bisa membedakan
ilmu falak dan nujum. Ilmu falak terkait dengan ilmu perbintangan yang
berkaitan dengan peredaran matahari, bulan dan perputaran bumi, yang digunakan untuk
menemukan titik tanggal dan hilal atau titik arah baik bagi pesawat maupun
dunia kelautan agar bisa mencapai tujuan yang diinginkan. Ahli falak ini jelas
menggunakan ilmu perbintangan atau geofisika. Karena itu, ilmu falak inilah
yang boleh dipelajari.
Nabi SAW pernah
melewati sebuah kuburan lalu beliau berhenti disitu karena mendengar tangisan
salah seorang ahli kubur, Rasulullah SAW lalu mengambil pelapah kurma yang
masih hijau lalu ditancapkan diatas pusara, seketika orang yang menangis
terdiam karena merasakan kesejukan dan ketentraman. Melihat kejadian itu,
Rasulullah SAW ditanya para sahabat. “ya Rasulullah, apa maksud ruan
menancapkan pelapah kurma dalam pusara tersebut..? dijawab Rasulullah selagi
pelapah kurma ini masih hijau, ia akan bertasbih kepada Alloh SWT, dan tasbih
daun itu menjadi sebab turunnya rahmat bagi orang yang berada didalam dikubur. Itu
baru setangkai pohon bagaimana dengan Al Qur’an ..? masa Al Qur’an kalah dengan
pelepah kurma.
Pengunaan Ayat Al
Qur’an untuk diambil berkah dan karomah dalam hal mengambil manfaat dari Asrar
(rahasia) untuk digunakan membantu penyelesaian berbagai masalah dengan cara
mistik hal yang boleh-boleh saja asal tidak bertentangan dengan tujuan dasar Al
Qur’an itu sendiri seperti untuk meneguhkan ketaqwaan kepada Alloh SWT. Amalan
yang berakibat kerusakan pada diri sendiri dan orang lain itu disebut sihir. Kata
sihir disini bukan dalam pengertian umum. Ilmu sihir itu haram. Tapi kata sihir
disini maksudnya taskhir, menundukkan. Taskhirul qulub berarti menundukkan
hati.
EmoticonEmoticon