SEJARAH PENYEBARAN DAN PERKEMBANGAN ISLAM DI ALAM KERINCI

Kerinci Inspirasi (Red). Islam merupakan agama mayoritas penduduk Alam Kerinci, agama Islam sudah ada dan berkembang sejak ratusan tahun silam, sebelum kedatangan Islam masyarakat Kerinci pada awal peradaban Kerinci sudah mengenal sistem kepercayaan yaitu aninisme dan dinanisme, kepercayaan tersebut merupakan suatu keyakinan terhadap roh-roh ghoib, kekuatan ghoib yang terdapat pada benda, pohon besar, gunung, senjata, batu besar dan mereka memujanya.

Perkembangan selanjutnya sesuai dengan perubahan pola hidup budaya masyarakat yang di pengaruhi oleh masuknya budaya dari luar yang datang ke alam Kerinci yaitu masuk pengaruh budha ketengah masyarakat Kerinci, masyarakatpun mengikuti kepercayaan baru itu, pengaruh asing tersebut masuk dengan seiring berkembangnya agama Budha di kerajaan Sriwijaya pada abad ke-7 sampai abad ke-12 M, selain itu terjadinya transaksi perdagangan dengan pedagang Tiongkok didaerah pelabuhan laut pesisir Sumatera yang menganut ajaran Budha karena banyak ditemukan keramik-keramik tiongkok di Kerinci. Dasar hukum yang diberlakukan pada saat itu adalah adat besendikan patut, patut bersendi benar.

Mulai pada abad ke-13 M agama Islam mulai berkembang di Kerinci yang di bawa oleh para ulama dari alam pagaruyung yang masuk dari arah pesisir selatan Sumatera. Kedatangan para ulama-ulama dari pagaruyung membawa perubahan besar bagi sosial budaya masyarakat Kerinci secara umum, corak budaya aninisme dan Budha mulai ditingalkan beralih memeluk ajaran baru yaitu agama Islam, tradisi budaya lama yang masih dilakukan masyarakat disesuaikan dengan ajaran Islam, seperti mantera, syair tale atau nyaho yang semula menyebut nama dewa-dewa dan jin diganti dengan kalimat syahadat, sholawat dan nama-nama malaikat menurut Islam.

Penyebaran Islam di Kerinci juga terjadi dengan jalur perdagangan melalui transaksi dagang di daerah pesisir Sumatera seperti di pelabuhan Muko-muko, Lunang, Indrapura, dan lainnya. Masyarakat Kerinci juga banyak yang berdagang kearah pesisir selatan Sumatera disana mereka bertemu banyak orang Islam dari daerah lain seperti dari pasai (Aceh), Gujarat India, pedagang yang berasal dari Timur Tengah. Agama Islam yang didapat didaerah perantauan ketika berdagang lalu di bawa pulang ke kampung halaman di Alam Kerinci.

Agama Islam juga datang dari daerah Kesultanan Jambi baik yang di bawa oleh pejabat kerajaan maupun oleh rakyat biasa. Agama Islam yang masuk melalui kesultanan Jambi diantaranya disampaikan oleh Sultan Jambi baik secara lansung ketika berkunjung wilayah alam Kerinci maupun disampaikan melalui surat kepada para depati-depati di Kerinci untuk mengeraskan hukum syarak dalam wilayah alam Kerinci.

Setelah agama Islam berkembang di Kerinci pengaturan dasar hukum hidup bermasyarakat beragama dan adat berlakulah Adat Bersendi Syarak, Syarak Bersendikan Kitabullah, syarak mengato, adat memakai. Islam dapat diterima dengan baik dalam masyarakat Kerinci tampa adanya konflik pertentangan dengan penganut keyakinan lainnya. Dengan masuknya Islam ke alam Kerinci kegiatan masyarakat dalam bidang keagamaan mulai berkembang seperti baca Qur’an, sholat berjamaah di surau-surau, mesjid dan berkembang juga aliran tasawuf seperti pemahaman Nur Muhamad SAW, ngaji sifat dua puluh yang tak asing lagi di kaji masyarakat Kerinci waktu itu.

Ulama yang datang meyebarkan ajaran Islam di alam Kerinci menyebar ke berbagai tempat di Kerinci seperti Siak Jelir Siulak, Siak Rajo Sungai Medang, Siak Ali Koto Beringin Rawang, Siak Sati di Hiang, Siak Baribut Sati di Koto Merantih Tarutung, Syekh Khatib Indah Sandi Batuah Wali Mesjid Intan Kumun. Ulama-ulama tersebut membimbing masyarakat Kerinci dalam mempelajari syariat Islam.

Pada masa periode selanjutnya perkembangan Islam terus mengalami perkembangan yang cukup baik dan di terima semua lapisan masyarakat, perkembangan tersebut banyak melahir budaya Islam Khas Kerinci seperti seni sike rebana, sike berasal dari kata zikir, sike rebana ini merupakan kesenian masyaraka Kerinci yang bernuansa keagamaan dengan syair zikir menyebut nama Alloh SWT dan Sholawat Nabi SAW. Selain kesenian sike dalam masyarakat Kerinci juga berkembangnya Ratib Saman (Ratib tegak), Tale naik haji, pantun adat (pno adat) yang bernuansa Islami dan banyak lagi seni budaya Islam yang berkembang tiap – tiap dusun di Kerinci.

Selain seni budaya Islam, masyarakat Kerinci juga membangun Mesjid dan surau tempat ibadah di setiap dusun-dusun, mesjid yang dibangun dibuat dengan seni relif ukir khas Kerinci dan juga di buat Tabuh atau bedug sebagai tanda masuknya waktu sholat. Akan tetapi dimasa zaman sekarang ini sisa-sisa peningalan Islam hanya tinggal beberapa saja masih ada, di karenakan banyak mesjid kuno yang sudah di bongkar dan diganti dengan bangunan baru yang mengikuti gaya arsitektur modern, diantara bangunan kuno tersebut yang masih tersisa sampai sekarang adalah mesjid Keramat Pulau Tengah, Mesjid Agung Pondok Tinggi, Mesjid Kuno Lempur. Selain beberapa bangunan Mesjid kuno yang masih ada, peningalan berupa dokumen surat kuno juga masih disimpan masyarakat sampai sekarang seperti surat Sultan Jambi yang dikirimkan kepada para depati-depati alam Kerinci yang mengunakan tulisan huruf arab dengan bahasa melayu kuno.

Islam datang ke alam Kerinci merupakan rahmat agung bagi masyarakat Kerinci, bagi masyarakat dimasa sekarang maupun masa yang akan datang, untuk itu masyarakat harus terus dan waijb mengeraskan hukum syarak, adat bersendikan syarak, syarak bersendikan Kitabullah(Red_dodi).


BACA JUGA ARTIKEL MENARIK DI BAWAH INI…….


EmoticonEmoticon