KAYU MANIS KERINCI DULU DAN SEKARANG


Kerinci Inspirasi (Red). Kerinci Sebagai penghasil kulit manis (Cassiavera) terbesar di dunia, produksi kulit manis petani Kerinci cukup besar satu hari bisa mencapai ratusan ton kulit manis yang dijual keluar daerah. Sumber utama penghasil kulit manis dunia ada di Indonesia. Sebagaian besarnya ada di Kerinci. Pada tahun 2002 kontribusi Kayu Manis Kabupaten Kerinci Lebih Kurang 20.000 ton atau Mencapai 44 % dari produksi Nasional.

Kulit manis Kerinci, di ekspor ke Amerika dan Eropa melalui Padang. Kulit manis Kerinci diolah sebagai bahan rempah-rempah dan bahan campuran kue serta minuman dan bahan obat-obatan. Di pasar Internasional, kayu Manis Kerinci Sudah Banyak Di Kenal Dengan Berbagai Merk Dagang. 


Kulit manis Kerinci adalah komoditi ekspor yang dipasarkan ke negara Amerika, Jepang, Jerman, Belanda, Belgia, Venezuella, Hungaria, Mexiko, Yunani, Kanada dan Singapura. Ekspor kayu manis Indonesia 85% dipenuhi oleh kulit manis yang berasal dari Kerinci. Permata Dari Balik Bukit Barisan........

Kayu Manis Kerinci Memiliki Keunggulan dalam berbagai hal,  antara lain: Aroma dan Cita rasa, kandungan minyak atsiri yang tinggi, warna yang khas, Ketebalan ukuran dan bentuk yang tidak dimiliki oleh kayu manis dari daerah lain. Kayu Manis Kerinci banyak digunakan pada industri Makanan/ Minuman, Kosmetik, dan Farmasi.

Budidaya kulit manis di Kerinci terancam punah, akibat kurangnya minat petani dalam melakukan penanaman kulit manis pascapanen hal ini dikarenakan harga ditingkat petani tidak sesuai dengan biaya produksi dan biaya kebutuhan hidup sehari-hari serta kurangnya perhatian pemerintah terhadap kesejahteraan petani dan pembinaan budidaya kulit manis. Petani Cassiavera Pahlawan Yang Tersisihkan........



Pada era 60-80-an, kulit manis merupakan tanaman primadona petani di Kerinci. Hampir sebagian besar ladang di tanami kulit manis. Bahkan, dengan bertanam kulit manis, banyak petani yang bisa naik haji, beli mobil, sekolahkan anak, bangun rumah, serta barang mewah lainnya. Namun, harga kulit manis tiba-tiba anjlok. Petani yang sudah menunggu panen selama puluhan tahun pun kecewa. Tidak sedikit yang membiarkan kulit manis mereka di ladang tanpa perawatan. Ada juga yang menggantinya dengan tanaman lain. Banyak petani menganti tanaman kulit maninya dengan beralih ke tanaman lain seperti budidaya kopi, cabe, kentang, bawang dan lainnya.

lebih menyedihkan lagi kulit manis yang masih tersisa di Kerinci saat ini, kebanyakan, milik pejabat, pengusaha kaya, serta kalangan atas lainnya yang punya modal besar. Kalau petani kecil, semua kulit manisnya sudah ditebang. Yang ada saat ini hanya kulit manis yang tumbuh di ladang orang kaya. Mereka punya uang untuk kebutuhan sehari-hari. Sehingga, bisa menunggu harga mahal baru melakukan panen.Saat harga kulit manis naik pada 2013 lalu, 70 persen kulit manis di Kerinci sudah ditebang.



Untuk mengembalikan kejayaan kulit manis dan petani Kerinci sangat diperlukan kesungguhan pemerintah pusat maupun daerah untuk melakukan pembinaan kepada petani secara langsung ketingkat petani dilapangan serta kembali mengalakkan budidaya kulit manis secara terpadu yaitu produksi, pengolahan, pembinaan, pemasaran dan harga jual layak bagi petani.

Petani Kerinci selaku produsen Kayu Manis terbesar di dunia baru bisa menjualnya dalam bentuk kulit kering utuh.  pemerintah daerah, Provinsi Jambi khususnya dan umumnya Indonesia, belum mampu melakukan pengolahan  Kayu Manis dalam bentuk Serbuk atau Bubuk, Minyak Atsiri dan Oleoresin yang nilai jualnya jauh lebih tinggi serta sangat dibutuhkan diberbagai industri.


Pengembangan dan produksi Kulit Manis, harus dengan Industri pengolahan dilakukan didaerah Kerinci itu sendiri hal tersebut haruslah menjadi perhatian Pemerintah. Artinya, Pemda harus mengeluarkan kebijakan agar Kayu Manis tidak lagi dijual mentah, namun sudah terolah. Kerinci-Jambi punya hak paten atas produk hasil bumi yang satu ini. Tentunya, “Pemda harus menyediakan tempat produksi,” seperti Pabrik Pengolahan Hasil Bumi, Kayu Manis, Jambi. Sebuah Harapan Anak Negeri dari Balik Bukit Barisan.........

Sangat Diperlukan Kerja Nyata Pemerintah membangun Pabrik Pengolahan Minyak Atsiri dan Oleoresin yang berasal dari Kulit Kayu Manis. sehingga harga Kayu Manis lebih meningkat. Harga kulit manis masih dimonopoli oleh tengkulak dan menentukan harga ditingkat pasar. Tak banyak yang ikut menikmati hasil produksi Sumber Daya Alam, sendiri. Padahal kekayaan alam milik masyarakat sendiri, sungguh sangat menyedihkan nansib petani rakyat kecil yang selalu jadi mainan para manusia yang hanya memikirkan kepentinggan diri pribadinya sendiri.

Tidak itu saja, hampir 90 persen Kayu Manis, di ekspor lewat Pelabuhan Teluk Bayur, Sumatera Barat. Petani Kerinci gigit jari, orang lain menikmati, bahkan sempat menjadi daerah yang terkenal sebagai daerah pengekspor Kayu Manis, nomor Wahid dunia, bukan Kerinci, Provinsi Jambi. Pada hal, semua hasil Kulit Kayu Manis itu adalah dari perkebunan petani Kerinci, produk asli alam Kerincii, Provinsi Jambi. Seharusnya, menjadi Income daerah Jambi. Karena Pemerintah Daerah, kurang peduli, justru Pemda Sumbar yang menikmati Hasil dari penjualan Hasil Kayu Manis Kerinci,, Sungguh Menyedihkan Nansib Petaniku..........


Pemerintah juga harus membangun pelabuhan sebagai jalur perdagangan Internasional, salah satunya adalah membangun pelabuhan ujung Jabung Tanjung Jabung Provinsi Jambi. Sehingga ekspor Kulit manis bisa melalui Jambi dengan demikian pengembangan produksi kulit manis dapat meningkat kesehjahteraan masyarakat petani dan tidak lagi melalui daerah provinsi lain. 

3 komentar

Pak bisa hubungi saya kayu manis 085261429585

Pak bisa hubungi saya kayu manis 085261429585

Menerima jual beli kayu manis area kerinci
Hubungi 085268514138


EmoticonEmoticon