Kerinci Inspirasi (Red). Alam Kerinci berada di ujung barat Provinsi Jambi, berbatasan dengan Provinsi Sumatera Barat (Minangkabau) di sebagian barat dan utara, di selatan berbatasan dengan Provinsi Bengkulu. Alam kerinci terdiri dari dua daerah yaitu Kota Sungai Penuh dan Kabupaten Kerinci. Pada tulisan ini penulis akan membahas tentang tradisi unik dalam kuliner masyarakat melayu alam Kerinci, yaitu nasi Ibat (nasi bungkus).
Nasi Ibat atau nasi yang dibungkus
dengan daun pisang adalah nasi hidangan khas Kerinci, yang biasa disajikan pada
acara-acara atau kegiatan dalam masyarakat Alam Kerinci seperti acara Kenduri
Sko, Upacara Kenduri Pernikahan, Kenduri setelah panen, Khataman Al-Qur’an
setelah kematian dan lain-lain, yang mengundang tamu-tamu didusun atau dari
luar Kerinci.
Hidangan nasi ibat Alam Kerinci merupkan tradisi khas
masyarakat Alam Kerinci sejak ratusan Tahun silam, masih dipertahankan sampai
saat ini. Nasi ibat adalah merupakan suatu hal yang wajib bagi masyarakat Alam
Kerinci dalam mengadakan acara Kenduri ditengah masyarakat. Keistimewaannya
adalah aroma khas yang tercium ketika bungkus pisang dibuka. Biasanya isi dari
nasi Ibat adalah nasi putih bersama dengan gulai Merah daging sapi dan gulai
cempedak (nangka).
Jamuan makan suku
Kerinci memiliki khas tersendiri, nasi dibungkus dengan daun pisang
yang disebut dengan sebutan “Nasei Ibeak” ,”ibeak “atau ibat artinya bungkus, nasai
artinya nasi. Nasi ibat diletakkan atas talam bundar
sebanyak 5-6 ibat /bungkus untuk 3 orang tamu undangan,
nasi ibat dihidang diatas tikar yang makan beramai-ramai setiap tamu disediakan
2 ibat nasi dan nasi ibat diletakan diatas talam itu mengandung
makna “Sko Tigo Takah yaitu : Sko tanggane,
Sko ninek mamak, Sko dapatai”, letaknya nasi ibat tersebut
berbentuk segi tiga dan diantara ketiganya diletakkan air minum, pada masa lalu
air minum dimasukkan kedalam tempurung yang sudah dikikis sabutnya.
Nasi ibat diletakkan diatas piring
yang sudah di isi sepiring gulai merah, biasanya gulai merah itu terdiri
dari masakkan daging yang dicampur irisan nangka muda, sebagian lain
menggunakan kentang sebagai pengganti nangka muda yang disebut”Gulei Puteh”.
Suku Kerinci pada masa lalu hanya
mengenal satu hidangan berupa masakkan” Gulai Merah dengan
maksud antara pimpinan dan rakyat, atasan dan bawahan harus merasakan
satu kesatuan selera, kesatuan pendapat dan kesatuan masyarakat,
serta seiya sekata, kemudik sama kemudik, kehilir sama kehilir.
Gulai Nangka (Gulai Merah)
Dizaman sekarang ini terkadang untuk mendapat daun pisang untuk jadi pembungkus nasi khas Alam Kerinci ini mengalami kesulitan, dikarena berkurangnya tanaman pisang yang ditanam masyarakat. Masyarakat sering mengantinya dengan pembungkus kertas yang di beli dari pasaran untuk memenuhi kebutuhan pembungkus nasi Khas Alam Kerinci ini.
Dizaman sekarang ini terkadang untuk mendapat daun pisang untuk jadi pembungkus nasi khas Alam Kerinci ini mengalami kesulitan, dikarena berkurangnya tanaman pisang yang ditanam masyarakat. Masyarakat sering mengantinya dengan pembungkus kertas yang di beli dari pasaran untuk memenuhi kebutuhan pembungkus nasi Khas Alam Kerinci ini.
Tradisi Nasi Ibat khas Alam
Kerinci merupakan kekayaan budaya lokal daerah yang harus terus dilestarikan
agar tidak hilang oleh arus budaya modern yang semakin kuat masuk ketengah
masyarakat. Pelestarian budaya Khas Alam Kerinci sangatlah penting dilakukan
bagi seluruh masyarakat, terutama generasi muda agar nilai-nilai agama dan
budaya tidak hilang oleh derasnya pengaruh budaya sekuler dan barat yang masuk
ketengah masyarakat. (dodmustika_red).
Mari Cintai dan Lestarikan Produk
Budaya Leluluhur Kita…!!
EmoticonEmoticon