Kerinci Inspirasi (Red). Mantera
merupakan suatu yang tidak asing lagi bagi masyarakat melayu Alam Kerinci
karena merupakan unsur sangat penting dalam kehidupan masyarakat sehari-hari
seperti upacara Tolak Bala (Balimau), Kenduri Sko, tarian Lukah gilo dan Mandi
Berminyak. Mantera merupakan komponen dan unsur atau konteks sosial ritual
serta orientasi nilai budaya anggota masyarakat. Mantera dan upacara ritual
masih berfungsi dalam masyarakat yang mempunyai hubungan serta kesan nilai
budaya masyarakt Melayu Alam Kerinci. Mantera ada yang digunakan masyarakat
dari warisan sebelum Islam dan ada setelah agama Islam masuk ke Alam Kerinci.
Sebelum
Islam Masuk syair mantera dipengaruhi kepercayaan aninisme dan dinanisme serta
perkembangannya masa hindu dan budha kepercayaan kepada roh halus dan
dewa-dewa. Setelah masuk agama Islam, mantera disusupi unsur islami seperti tasawuf,
penyebutan nama-nama Nabi, pujian-pujian kepada Alloh SWT, sholawat kepada Nabi
Muhammad SAW dan kalimat dzikir sebagai bentuk permohonan yang dilantunkan
melalui bait-bait syair mantera.
Seni budaya tradisional sebelum
masuk agama islam ke Alam Kerinci sangat kental sekali unsur mistiknya yang
mengunakan peranan mantera, seperti nyahoa, nyahoa adalah syair mantera yang
digunakan dalam upacara adat masyarakat melayu Alam Kerinci kuno yang masih
menganut kepercayaan animisme dan dinamisme, Nyaho
merupakan kata seru, untuk memanggil roh-roh nenek moyang, maka roh-roh nenek
moyang akan memasuki sukma pengunjung atau orang yang berobat.
Permainan Lukah gilo salah satu
permainan hiburan yang media permainannya mengunakan lukah (alat penagkap
ikan), lukah tersebut bisa menari setelah diasuh oleh pengasuh atau pawing
dengan syair mantera-,mantera mistik permaianan ini termasuk peningalan buadaya
kuno melayu kerinci sebelum masuk agama Islam.
Peranan mantera masuk dalam
segala sendi kehidupan masyarakat Melayu Alam Kerinci seperti seni tari,
upacara adat, pengobatan, seni bela diri pencak silat dan ilmu beladiri ghoib,
ritual meminta hujan, dan lain-lainnya.
Seiring
dengan kemajuan zaman yang sudah berkembang pada era globalisasi ini
tradisi-tradisi itu sudah mulai berkurang khususnya yang mengkaji mantra. hanya
bisa dilakukan oleh orang-orang tertentu saja dan generasi penerusnya
yang mewarisi, kemajuan teknologi sangat berkembang yang membuat sebagian
orang, ada yang masih mempertahankan dan adapula orang yang sudah tidak
memakainya lagi.
Kehadiran
mantera itu sendiri berpangkal pada kepercayaan masyarakat di dalamnya yang memunculkan
fenomena yang semakin kompleks dijaman sekarang. Sejumlah penilaian, sikap, dan
perlakuan masyarakat terhadap mantera semakin berkembang. Ada sebagian
masyarakat yang begitu mengikatkan secara penuh maupun sebagian dirinya
terhadap mantra dalam kepentingan hidupnya. Sebagian masyarakat lainnya secara
langsung atau tidak langsung menolak kehadiran mantera dengan pertimbangan
bahwa menerima mantera berarti melakukan perbuatan syirik. Pada bagian
masyarakat yang disebutkan pertama dapat digolongkan ke dalam masyarakat
penghayat atau pendukung mantera, sedangkan bagian masyarakat yang lainnya
digolongkan ke dalam masyarakat bukan penghayat mantera.
Dalam
kehidupan sehari-hari dikalangan masyarakat awam, dan intelektual juga masih ada
yang memakai mantera yang diyakini dapat mengatasi berbagai persoalan dalam
kehidupan. Mantra pertanian adalah ilmu yang dimiliki oleh orang tertentu yang
diwariskan secara turun-temurun kepada orang yang berhak mewarisinya, karena
dalam menggunakan mantra ini harus dengan syarat-syarat yang dimiliki oleh
pemilik mantra itu sendiri.
Contoh
Mantera kuno untuk pengobatan yang berumur ribuan tahun sebelum masuknya agama
Islam salah satu diantaranya adalah Tawo capao/capo/tasapo/tawa tasapa :
Kau yao ini tadui manitai
batang kalapo
Apo sajeo kemarai tadui
Akau mengambik tawo capao
Mengambik tawo capao Si
(………………..)
Antah capo ura gageah, ura
baranui
Ura tacucao, ura tanganggah
Tibeo tawo capao
Bersih pllaoh di knai
Ba ulea dareah di mukao........................dst...........................
Contoh
Mantera kuno untuk memakai kuluk ketika wanita akan menari yang berumur ribuan
tahun sebelum masuknya agama Islam :
Kulaok ikeak sambilea
Sak dateh dado yarui
Akau ilaok munyamo inta
Ilaok munyamo bidadarui
Contoh Mantera kuno untuk
perisai beladiri yang berumur ratusan tahun setelah masuknya agama Islam :
Kin kato Alloh
Kin kato Muhammad
Yakin kato Alloh
Tempurung berbaju besi
Aku berbaju temiang bulu
Aku memakai keyakinan kato
Alloh
Aku terkurung tidak
mati………….dst………………………..
Mantera
sebagai suatu karya yang di wariskan secara turun- temurun kepada orang yang
berhak, karena tidak semua orang bisa melakukannya. Mantera merupakan suatu
adat istidat yang masih dipercayai oleh masyarakat, penghayatnya sebagai
kebutuhan penunjang setelah kehidupan agamanya dijalani secara sungguh-sungguh.
Adanya kebutuhan terhadap mantera sebagai warna yang menghiasi kehidupan
sehari-hari. Kegiatan tersebut tidak terlepas dari keadaan alam dan mata
pencaharian.
Mantera
merupakan sebuah kearifan lokal yang dimiliki oleh masyarakat Alam Kerinci
sebagai bagian dari budaya. Mantera dapat memberikan gambaran luas tentang pola
dan macam kehidupan masyarakat pendukungnya. Sebagai bagian dari budaya mantera
merupakan suatu keberhasilan karya cipta sastra yang harus diwariskan dari
generasi kegenerasi.